WE Online, Jakarta - Netflix sebagai penyedia layanan streaming berpotensi semakin melesukan pasar TV berbayar di Indonesia. Perusahaan asal Amerika Serikat (AS) tersebut memasuki pasar Tanah Air seiringan dengan pergeseran pola kepemirsaan masyarakat dalam menonton video.
Sebagai gambaran, aplikasi sharing video populer milik Google, YouTube, mendapati lonjakan kepemirsaan pada tahun 2015. Google Indonesia mengatakan negeri ini menjadi salah satu negara pengakses YouTube terbanyak se-Asia Pasifik di mana watch time masyarakat Indonesia meningkat 130 persen dibandingkan tahun 2015.
Kendati pola penayangan video yang dilakukan Netflix dan YouTube berbeda, Netflix tetap bisa menebar ancaman kepada industri TV berbayar. Pasalnya, perusahaan tersebut menyasar pasar tanah air di saat operator telekomunikasi Indonesia memasuki era 4G. Di samping itu tingginya penyebaran smartphone juga membuka peluang kesuksesan Netflix di Indonesia.
Netflix sendiri dalam keterangan perusahaan menawarkan tiga paket layanan bagi calon konsumen di negeri ini. Harga ketiga paket tersebut tidak melebihi angka Rp 200 ribu. Adapun, tiga paket yang ditawarkan layanan ini meliputi basic Rp 109 ribu per bulan, standar Rp 139 ribu per bulan, serta premium Rp 169 ribu.
Sementara itu, bisnis TV berbayar di tanah air sejak beberapa tahun belakangan memang menunjukkan penurunan minat. Telkom sebagai salah satu pemain di bisnis ini lebih memilih menjual bisnisnya TelkomVision kepada Chairul Tandjung senilai Rp 926,5 miliar.
Tak hanya Telkom, PT First Media Tbk juga melakukan aksi serupa. Perusahaan milik Grup Lippo ini memilih untuk melego saham anak usahanya, PT LinkNet Tbk (LINK) ke tiga lembaga asing dengan nilai penjualan mencapai Rp 1,36 triliun.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Febri Kurnia
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait:
Advertisement
