WE Online, Jakarta - Pelopor Silicon Valley serta penemu tehnologi Uber, Travis Kalanick, mengatakan bahwa saat ini dirinya sedang menaruh perthatian kepada China, terutama untuk meningkatkan keuntungan perusahaan yang saat ini bernilai lebih dari US$8 miliar.
"Dalam lima tahun ke depan akan ada lebih banyak inovasi, lebih banyak penemuan, lebih banyak kewirausahaan yang terjadi di China terjadi di Beijing daripada di Silicon Valley," kata Kalanick di konferensi Geekpark di Beijing sebagaimana dikutip dari Bloomberg di Jakarta, Senin (18/1/2016).
Pandangan Kalanick mungkin tidak sama dengan orang-orang yang menganggap China adalah negara pelanggar hak kekayaan intelektual, rumah untuk para peniru dan tunduk pada pembatasan konten yang ketat. Baru minggu lalu di Consumer Electronics Show di Las Vegas, marsekal federal AS menyerbu dan menyita barang-barang dari sebuah perusahaan China yang membuat skateboard satu roda dengan dugaan pelanggaran hak paten.
Namun, China telah melahirkan beberapa perusahaan teknologi terbesar dan paling dihormati di Asia, dari media sosial dan raksasa game Tencent Holdings Ltd sampai dengan operator search-engine Baidu Inc yang dipimpin oleh pemimpin e-commerce Alibaba Group Holding Ltd, mereka telah menginvestasikan dan membantu mendorong sejumlah besar startups dan layanan online - dari pembayaran mobile dan pesan untuk keuangan secara online, yang ruang lingkup dan skalanya melebihi yang tersedia di AS.
"Investor mencatat investasi di China dan India di mana sebagian besar penawaran terbesar sedang berlangsung, investasi meningkat lebih dari tiga kali lipat menjadi US$16,9 miliar pada kuartal ketiga dan sekitar US$17,5 miliar diinvestasikan di Amerika Utara pada tanggal 1 Oktober," kata Preqin Ltd sebuah konsultan yang berbasis di London.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Gregor Samsa
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait:
Advertisement
