Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Apkasindo Tolak Pungutan Dana Sawit di Sumatera

Warta Ekonomi -

WE Online, Medan - Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) menyatakan keberatan dan menolak adanya pungutan dana perkebunan kelapa sawit karena dinilai merugikan petani.

"Penolakan semakin kuat karena hingga saat ini harga ekspor sawit sedang turun yang antara lain dipicu harga minyak mentah yang anjlok hingga di bawah 30 dolar AS per barel," kata Ketua Apkasindo Sumut Gus Dalhari Harahap di Medan, Rabu (20/1/2016).

Adanya pemotongan dana sawit yang dilakukan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP Sawit) sudah pasti merugikan petani sebab pemotongan dana sawit akan langsung berimbas ke petani sehingga dengan pemotongan dana sawit maka harga tandan buah segar (TBS) di petani berkurang Rp150 per kg.

"Penolakan semakin kuat karena Apkasindo menilai program-program yang dinyatakan BPDP untuk petani seperti membantu replanting tanaman sawit petani, perbaikan infrastruktur di kawasan kebun rakyat masih jauh dari harapan petani," ujarnya.

Kepesimisan petani dengan program itu semakin mengental karena dana pajak ekspor (PE)-pun dulunya tidak dinikmati petani. Bahkan, dapat dinilai bahwa pemerintah juga saat ini tidak tepat melakukan atau memberi subsidi kepada industri biodiesel dari dana sawit yang dikutip BPDP Sawit.

"Masak pengusaha biodisel yang milik perusahaan besar disubsidi oleh petani?" katanya.

Salah satu pendiri dan pembina Palm Oil Agribusiness Strategic Policy Institute (Paspi) Balaman Tarigan menegaskan pihaknya juga sependapat dengan Apkasindo soal penolakan pungutan dana sawit itu.

"Bahkan, Paspi sudah sejak awal menyatakan keberatan dan memberi masukan dampak negatif pungutan itu, tetapi nyatanya pemerintah tetap menjalankan," kata Balaman yang merupakan Komisaris PTPN V dan mantan Direktur Produksi PTPN III.

Dengan harga minyak mentah yang sedang di bawah 30 dolar AS, ujar Balaman, memang saatnya pemerintah harus menghentikan pemberian subsidi untuk industri biodiesel. Apalagi, akibat harga minyak turun maka subsidi biodisel semakin membengkak.

"Dengan harga minyak yang sudah rendah, buat apa memproduksi biodiesel?" katanya.

Dulu, katanya, kebijakan subsidi biodiesel dilakukan saat harga minyak mentah di posisi 100 dolar AS per barel. "Di tengah perekonomian yang masih sulit pemerintah jangan justru membuat kebijakan yang merugikan. Meski harga CPO pekan ini mulai bergerak naik, tetapi belum maksimal," ujarnya.

Harga CPO (CIF Rotterdam) tanggal 18 Januari 2016 sebesar 535,17 dolar AS per ton dengan harga di Kantor Pemasaran Bersama (KPB) PTPN Rp6.508 per kg itu naik dari posisi 11 Januari yang masih 552,50 dolar AS per ton dan lokal Rp6.363 per kg.

"Jadi memang pengutipan dana sawit perlu ditinjau ulang," pungkasnya.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Khairunnisak Lubis
Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: