Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ini Tren Lanskap Bisnis TI Asia Pasifik 2016 (1/2)

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Perusahaan asal Jepang, Hitachi Data Systems Corporation, melansir data terkait prediksi bisnis dan teknologi untuk Asia Pasifik tahun 2016.

Chief Technology Officer Hitachi Data Systems Asia Pasifik Adrian De Luca mengatakan perusahaan-perusahaan akan mengalami transformasi digital utama di tahun 2016 karena mereka berusaha untuk meningkatkan serangkaian fungsi teknologi dan nonteknologi.

"Transformasi digital menjadi isu organisasi dengan seketika. CIO bukan hanya posisi yang memperjuangkan perubahan digital, namun seluruh pemimpin divisi dari seluruh fungsi bisnis juga turut memperjuangkan perubahan ke ranah digital. Misalnya, CMO merasa bahwa pemasaran tradisional sudah tidak terlalu efektif lagi dan CFO merasa bahwa model transaksi konsumen dan pemasok juga telah bergeser. Di dalam bisnis saat ini sudah tercipta pemahaman universal bahwa semua fungsi perlu melihat cara tranformasi praktik bisnis mereka melalui digitalisasi," jelas De Luca.

Ada lima tren utama yang akan membentuk lansekap IT dan bisnis di Asia Pasifik pada tahun 2016, yaitu transformasi digital, kota pintar, cross modal IT, multicloud, dan terbatasnya keterampilan.

1. Perusahaan Tradisional akan Berubah Jadi Digital Native

Para CIO percaya bahwa aliran pendapatan perusahaan akan lebih banyak yang bersumber dari jalur digital. Menurut laporan Gartner CIO Agenda Insights, tahun lalu hanya ada 16% CIO yang berharap untuk mendapatkan aliran pendapatan bisnis melalui jalur digital, namun tahun ini angka ini meningkat lebih dari dua kali lipat menjadi 37%. Fakta ini menunjukkan inisiatif digital bukan hanya datang dari CIO, namun dari seluruh fungsi bisnis yang juga turut menciptakan platform digital dan mempekerjakan digital native.

Saat ini CMO sudah jarang berkonsultasi dengan departemen IT untuk membangun sistem mereka. Mereka mencari penyedia layanan dan menyewa layanan tersebut. Begitu pula dengan bisnis secara keseluruhan. Mereka tidak lagi menunggu vendor atau pesaing membangun platform baru, namun membangun dan terkadang justru membuat sistem mereka terganggu.

2. Perusahaan Pintar akan Bangun Kota Pintar

Kota pintar telah menjadi topik hangat beberapa waktu terakhir ini di Asia Pasifik di mana banyak negara di Asia Pasifik juga menggulirkan inisiatif mereka untuk menjawab tantangan keamanan publik hingga isu transportasi. Namun, jelas juga terlihat bahwa hanya sedikit pemerintah yang memiliki pengalaman dan anggaran yang memadai untuk membangun dan menjalankan inisiatif kota pintar secara berdikari. Umumnya, mereka akan bermitra dengan pemain utama di industri yang berinvestasi di bidang internet of things (IoT).

Mitra tersebut akan membawa kekayaan intelektual mereka, menciptakan ekosistem teknologi, dan mengintegrasikan seluruh elemen tersebut sehingga mereka akan mampu membangun solusi yang dibutuhkan untuk merealisasikan kota pintar.

Artinya, perusahaan pintar akan menjadi katalis untuk membantu realisasi kota pintar seiring dengan dibukanya peluang dari pemerintah dalam bentuk berbagai macam inisiatif, seperti Digital India, Smart Nation Singapore, dan Digital China.

Menurut Navigant Research, peluang bisnis bagi perusahaan di sektor terkait sangat besar dengan investasi tahunan kota pintar di bidang teknologi yang dapat mencapai empat kali lipat hingga US$11,3 miliar pada tahun 2023.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Febri Kurnia
Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: