Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Harga Ayam Potong Naik di Medan

Warta Ekonomi -

WE Online, Medan - Hampir semua pedagang di pasar tradisional Medan mengeluhkan harga ayam potong yang mengalami kenaikan. Diketahui, ayam potong yang awalnya berkisar antara Rp19 ribu hingga Rp23 ribu per kilogram, naik menjadi Rp 27 ribu per kilogram.

Salah satu pedagang ayam potong di pasar Kampung Lalang Medan, Heriono, mengatakan sudah beberapa hari ini harga ayam potong mengalami kenaikan.

"Ambil dari distributor sudah segitu, ya mau tidak mau kita (pedagang) menaikkan hargalah," katanya di Medan Selasa (16/2/2016).

Menurutnya, harga ayam potong sejak Natal lalu hingga saat ini memang tidak stabil dan cenderung mengalami kenaikan.

"Harganya naik terus, permintaan jadi sepi. Banyak pembeli yang kecewa, tapi mau bagaimana lagi? Enggak mungkin kami jual murah. Bisa rugilah," ujarnya.

Sementara itu, seorang pembeli, Setiawati, mengeluhkan harga ayam potong yang terus saja mengalami kenaikan. Pemilik rumah makan ini sangat keberatan dengan terus terjadinya kenaikan tersebut.

"Kebetulan kan saya punya usaha rumah makan dan ayam menjadi menu wajib di warung saya itu, jadi ayam sudah menjadi kebutuhan dan kalau harga ayam terus naik bisa rugi saya karena enggak mungkin menaikkan harga (makanan)," katanya.

Menanggapi hal ini, Ketua Asosiasi Peternak Rakyat Indonesia (Asparin) Tengku Zulkarnain mengatakan kondisi harga ayam saat ini masih tidak baik. Hal tersebut terjadi karena peternakan ayam masih dikuasai oleh para penanam modal asing (PMA).

"Para PMA masih menguasai untuk pemeliharan ayam. Apalagi, ada kebijakan daripada parents stock membuat kondisi peternak (lokal) semakin sulit," ujarnya.

Untuk di Sumatera Utara (Sumut), parents stock yang dihabiskan sekitar 30 sampai 40 persen dan hal tersebut tentunya merugikan peternak.

"Untuk di Sumut berapa parent stock yang dihabiskan? Saya tidak melihat kesan, namun saya melihat sekitar 30 sampai 40 persen. KPPU telah menyatakan sebagai kartel dan hingga saat ini kami melihat hanya sebatas ngomong saja, tidak ada tindakan. Itulah monopoli, jadi negara ini milik mereka bukan milik rakyat lagi," katanya.

Saat ini harga ayam sudah di kisaran Rp 20 ribuan. Sebenarnya dengan harga Rp 20 ribuan tersebut arah peternak untuk mendapatkan keuntungan ada, namun saat ini banyak kendala yang dihadapi peternak yang salah satunya adalah tidak memiliki pakan lagi.

"Asparin menuntut satu hal, yaitu harus ada yang menjamin kualitas pakan, bibit dan obat, serta harga jual yang tidak dimonopoli. Mereka tidak boleh menciptakan atau menentukan politik champing. Mereka tidak boleh menciptakan harga di bawah harga modal," ujarnya.

Ia mengungkapkan selama ini pemodal asing tersebut terkesan mencuri market dengan menjual harga di bawah modal. Misalnya, modal Rp 18 ribu namun dijual dengan harga Rp 12 atau Rp 13 ribuan.

"Mereka sama-sama sepakat mencari untung dari pakan. Pakan dijamin oleh mereka, namun peternak tidak boleh untung. Nah, itu yang tidak boleh. Siapa yang akan menjamin kualitas bibit, pakan, dan obat?" katanya.

Ia memprediksi hal ini tidak akan pulih lagi jika sistemnya tidak berubah. Banyak sekali trik dan siklus permainan yang terjadi di peternakan ayam tersebut. Di tahun lalu kerugian yang dialami peternak mencapai Rp 12 triliun dan semua aset terjual.

"KPPU harusnya membuka mata, selama ini kami melihat KPPU sudah mengetahui adanya kartel, tetapi hanya sekadar saja. Peternak selalu menjadi korban. Saya rasa ini tak hanya terjadi di Sumut, namun juga secara nasional. Oleh karena itu, pemerintah dan rakyat harus samakan persepsi agar tak ada yang dirugikan," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Khairunnisak Lubis
Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: