Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Januari 2016, Kredit Bank Mantap Tumbuh 87,5%

Warta Ekonomi -

WE Online, Bandung - Memasuki tahun 2016, kinerja Bank Mandiri Taspen Pos (Bank Mantap) semakin mantap.  Pada Januari 2016 produktivitas booking kredit secara tahunan (yoy) meningkat 273%, rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) gross tercatat 0,74%, penghimpunan dana murah naik 55%, dan laba bersih tumbuh 40,3%.

"Secara keseluruhan realisasi penyaluran kredit Bank Mantap hingga Januari 2016 tercatat sebesar Rp 1,72 triliun, tumbuh 87,5% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp 919,3 miliar. Dibandingkan Desember 2015, total pembiayaan Bank Mantap itu meningkat Rp 137,9 miliar (8,7%)," ujar Direktur Utama Bank Mantap Nixon LP Napitupulu di Bandung, Jumat (19/2/2016).

Ke depan Nixon optimistis kinerja perseroan akan semakin baik lagi seiring dengan pemulihan ekonomi nasional. "Optimisme kami tidak berlebihan bila melihat produktivitas booking kredit pada Januari lalu meningkat hingga 273% (yoy)," jelas dia.

Adapun, per Januari 2016 Bank Mantap telah menghimpun DPK sebesar Rp 2,2 triliun, meningkat sebesar Rp 407,9 miliar (22,3%) dari posisi Desember 2015. Rinciannya, giro meningkat 111,7% menjadi Rp 66,5 miliar; tabungan naik 4,6% menjadi Rp 405,6 miliar; dan deposito tumbuh 25,1% menjadi Rp1,8 triliun.

"Dibandingkan Januari 2015, pertumbuhan DPK Bank Mantap mencapai 105,6%," tandas Nixon.

Peningkatan kinerja Bank Mantap juga terlihat pada perolehan laba bersih. Pada Januari 2016 perolehan laba setelah pajak tercatat sebesar Rp 3 miliar, meningkat 82,0% dibandingkan periode sama 2015 atau 180,5% dari target.

Pencapaian itu dipengaruhi realisasi pendapatan bunga sebesar Rp 30,2 miliar (109,9% dari target) dan realisasi beban operasional sebesar Rp 14,7 miliar (109,9% dari anggaran). Secara operasional, kinerja Bank Mantap juga sangat baik. Pada Januari 2016 realisasi beban operasional sebesar Rp 14,7 miliar, lebih rendah dibandingkan anggaran sebesar Rp 16,1 miliar.

"Rinciannya, biaya umum dan administrasi sebesar Rp 5,5 miliar; biaya tenaga kerja Rp 8,6 miliar; biaya operasional lainnya sebesar Rp 0,10 miliar; dan biaya cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) sebesar Rp 0,4 miliar," tutur Nixon.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: