Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Wakil PBB Puji Indonesia Mengakhiri Kekerasan Anak

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Wakil Khusus Sekretaris Jenderal PBB (SRSG) untuk Kekerasan Terhadap Anak Marta Santos Pais memuji Pemerintah Indonesia atas upaya-upaya signifikan untuk melindungi anak-anak dari semua jenis kekerasan.

"Saya sangat gembira melihat Pemerintah Indonesia menempatkan kekerasan terhadap anak sebagai pertimbangan prioritas dalam agenda kebijakan dan berkomitmen untuk membuat kemajuan signifikan dalam tahun-tahun mendatang. Banyak yang sudah terjadi sejak kunjungan saya satu tahun silam ketika saya mendorong Indonesia untuk menjadi mercusuar di kawasan dan global dalam pembentukan kebijakan dan memastikan penerapannya untuk mengakhiri kekerasan terhadap anak," kata Marta Santos Pais dari siaran pers yang diterima Antara, Jakarta, Sabtu (20/2/2016).

Hal itu disampaikannya setelah menyelesaikan misi satu minggu ke Jakarta dimana ia mengadakan dialog kebijakan dengan ASEAN dan Komisi Hak Perempuan dan Anak ASEAN serta serangkaian pertemuan dengan Pemerintah Indonesia.

Indonesia telah mengadopsi Strategi Nasional untuk Mengakhiri Kekerasan terhadap Anak dan Rencana Aksi Nasional Perlindungan Anak yang memberikan kerangka komprehensif untuk mencegah dan merespon insiden-insiden kekerasan.

"Strategi Nasional mengakui peran kunci data akurat, dan legislasi komprehensif untuk mencegah segala bentuk kekerasan dan memberikan dukungan untuk anak yang menjadi korban, serta nilai dari pemberdayaan anak dan mendukung keluarga dalam peran mereka sebagai pengasuh. Kebijakan-kebijakan ini sekarang harus dibawa ke semua level masyarakat, dan tidak meninggalkan satu orang anak pun," kata SRSG Santos Pais menekankan.

Langkah-langkah penting ini memiliki relevansi nasional kunci karena akan memastikan perlindungan anak dalam berbagai kondisi, termasuk di sekolah, di rumah dan di masyarakat.

Mereka adalah kontribusi penting untuk mencapai Tujuan Pembangunan Global (SDGs), terutama target 16.2, yang bertujuan untuk mengakhiri kekerasan terhadap anak pada 2030.

Dalam pertemuannya dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise dan Menteri Pendidikan Anies Baswedan, Marta Santos Pais membahas langkah-langkah konkret untuk mempromosikan penyebarluasan dan implementasi Strategi Nasional untuk pemberantasan kekerasan.

Dia juga menjadi pembicara utama dalam seminar untuk diseminasi Strategi Nasional dan Rencana Aksi Nasional.

Indonesia telah menyatakan komitmen untuk bergabung dengan Global Partnership untuk Mengakhiri Kekerasan terhadap Anak sebagai negara perintis.

Global Partnership dirancang untuk menjadi sumber teknis dan keuangan untuk implementasi strategi nasional untuk mengakhiri kekerasan terhadap anak dan memberikan forum untuk berbagi ide dan belajar dari satu sama lain.

Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan mengeluarkan Peraturan mengenai Strategi untuk Menghapus Kekerasan terhadap Anak pada akhir Januari 2016.

Peraturan itu fokus pada mengubah norma-norma sosial yang menerima, membenarkan atau mengabaikan kekerasan terhadap anak; meningkatkan keterampilan hidup anak untuk mengenali risiko kekerasan; dan meningkatkan akses dan kualitas layanan dukungan dan pencegahan.

Rencana Aksi Nasional tentang Perlindungan Anak diluncurkan pada waktu yang sama, memberikan referensi rinci terhadap komitmen untuk hak anak yang diartikulasikan di Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN 2015-2019).

Rencana ini mengkonfirmasikan komitmen Pemerintah untuk mengimplementasikan target SDG untuk anak-anak dalam kerangka nasional.

Di akhir kunjungan satu minggunya ke Indonesia, Marta Santos Pais mengatakan, Komitmen Indonesia untuk mengakhiri segala bentuk kekerasan terhadap anak adalah konfirmasi atas posisi Indonesia sebagai pemimpin global SDGs.

Mengakhiri kekerasan melintasi seluruh kerangka SDG. Jika kita membiarkan kekerasan terjadi, hal itu akan menghancurkan pencapaian sosial dan ekonomi yang sudah dibangun selama puluhan tahun.

Meletakkan anak-anak di lini depan SDG sangat vital untuk menciptakan dunia yang adil, setara, toleran dan inklusif secara sosial dimana hak asasi dan kehormatan setiap manusia diwujudkan, tidak boleh ada yang ditinggalkan.

Berdasarkan studi yang ada, kekerasan terhadap anak-anak Indonesia merupakan hal yang umum terjadi.

Studi tahun 2007[1] menemukan bahwa 40 persen anak berusia 13-15 tahun melaporkan mereka diserang di sekolah, ada area-area yang masih belum tercatat, termasuk kekerasan seksual dan domestik.

Oleh karena itu sangat penting untuk mengumpulkan data komprehensif untuk mengungkap cakupan masalah ini di Indonesia.

"Sangat penting untuk menciptakan lingkungan dimana pencegahan kekerasan adalah kunci dan dukungan terhadap korban tersedia dan bisa diakses. Di samping itu, kita harus meningkatkan kesadaran keluarga dan masyarakat mengenai bagaimana mengenali dan merespon terhadap semua jenis kekerasan terhadap anak. Hal inilah yang sedang dikembangkan oleh Pemerintah Indonesia dan UNICEF sangat ingin mendukung upaya-upaya ini sesuai standar global," kata Gunilla Olsson, Kepala Perwakilan UNICEF Indonesia. (Ant)

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: