Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ipsos Consulting: Optimisme MEA Pertajam Persaingan Industri Pelumas Domestik

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta-Berlakunya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) di percaya memunculkan optimisme akan pertumbuhan ekonomi yang positif sekaligus persaingan tajam ditengah mulai berlalunya perlambatan ekonomi global yang terjadi. Pada tahun 2015, sektor otomotif di Indonesia juga terkena dampak dari perlambatan ekonomi. Asosiasi industri otomotif dalam negeri, Gaikindo mencatat terjadi penurunan sekitar 16 persen pada angka penjualan kendaraan penumpang pada tahun 2015 dibandingkan dengan tahun sebelumnya terlepas  inisiatif Bank Indonesia yang mempermudah persyaratan uang muka mobil dari 30% menjadi 25 persen sejak Juni 2015. Sementara pada kendaraan komersial, penjualan truk dan bus di tahun 2015 mengalami penurunan sebesar 17 persen dari tahun sebelumnya. 

Senior Consulting Manager Ipsos Business Consulting, Domy Halim, dalam hasil studi terbarunya menyampaikan, “Melangkah menyambut MEA, dalam setahun ke depanIndonesia cukup optimis mengalami laju pertumbuhan positif di sektor otomotif yang dipicu oleh membaiknya kondisi perekonomian negara serta berbagai kebijakan yang dikeluarkan Pemerintah untuk mendukung sektor ini. Pada tahun 2020, pada beberapa perkiraan, hampir 70 juta penduduk, naik dari 40 juta pada 2012, akan bergeser sebagai masyarakat kelas menengah dengan daya beli yang jauh lebih baik. 

Potensi pertumbuhan positif dan pemberlakuan MEA memicu persaingan antar pemain utama produsen minyak nasional dan internasional yang terlihat sudah mengambil tindakan untuk meningkatkan cengkeraman mereka di pasar pelumas di Indonesia. Pertamina Lubricants, BUMN produsen pelumas dengan posisi pasar terkemuka, siap berinvestasi hingga 5,5 juta USD untuk memperluas saluran pemasaran dengan melebarkan jaringan layanan mereka untuk sepeda motor dan kendaraan penumpang di SPBU yang ada. Perusahaan ini juga telah membuka pabrik pelumas baru di Jakarta Utara dengan kapasitas produksi 270 juta liter per tahun. 

Sementara itu, salah satu pesaing utama Pertamina, Shell, yang memiliki eksistensi internasional yang kuat di Indonesia, juga membuka pabrik pengolahan pelumas pertama di Indonesia dengan kapasitas produksi 136 juta liter per tahun. Seorang pejabat senior perusahaan Shell menyebutkan bahwa mereka memanfaatkan dinamika penjualan kendaraan dan meningkatnya populasi di kawasan ASEAN, termasuk Indonesia seiring MEA. 

Prima Ernest dari Direktorat Jenderal Minyak & Gas, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, langkah Shell dalam membuka pabrik di Indonesia, secara kritis akan mengubah dinamika pasar pelumas di Indonesia. Pabrik baru itu dinilai akan memungkinkan Shell untuk mengoptimalkan jaringan outlet mereka serta menurunkan harga produk-produk mereka kepada konsumen, sehingga berdampak langsung pada strategi dan taktik yang dimiliki pesaing. Realita ini menunjukkan bahwa meskipun lanskap sektor otomotif yang baru mulai merangkak membaik, perusahaan-perusahaan minyak dan gas utama masih begitu yakin akan potensi sesungguhnya dari pasar pelumas di Indonesia. 

Jodi Allen Frederik, Associate Consultant di Ipsos Business Consulting menyoroti bahwa sangat penting untuk kedua produsen pelumas dan distributor untuk menentukan strategi bisnis dan menerapkan taktik secara efektif dalam lingkungan bisnis yang selalu berubah, khususnya setelah pemberlakuan MEA. Jodi percaya bahwa untuk bertahan, produsen pelumas dan distributor perlu fokus pada dua hal utama yaitu pendidikan proaktif kepada konsumen tentang penghematan jangka panjang dan menjaga kepercayaan pelanggan. 

Menurut Prima lagi, harga merupakan faktor yang paling mempengaruhi pilihan produk pelumas, dan juga konsumen Indonesia belum tentu sadar terhadap penghematan jangka panjang yang mereka biasa dapati jika menggunakan produk pelumas yang lebih mahal dan berkualitas. Jodi menambahkan bahwa untuk meraup pangsa pasar, distributor pelumas dapat mendidik calon-calon pelanggan secara proaktif melalui menunjukan dokumen analisa penghematan. Dokumen tersebut bisa menjelaskan dan memberi perhitungan bahwa walaupun harga pelumas di awal lebih mahal, lebih lamanya jangka panjang operasi pelumas tersebut akan mengakibatkan harga lebih murah per kilometer yang ditempuh oleh kendaraan tersebut. 

Prima lalu menambahkan bahwa distributor pelumas harus selalu menjaga kepercayaan pelanggan melalui berbagai cara. Jodi juga berpendapat bahwa ada beberapa cara agar distributor bisa menjaga kepercayaan pelanggan seperti memastikan stok pelumas yang siap sedia untuk pelanggan setiap saat. Menurut Jodi, ini penting sekali karena ada beberapa kasus dimana pelanggan terpaksa ganti merek pelumas pilihannya karena distributor dari merek itu sedang mengalami masalah logistik.

Dinamika pasar otomotif dan pelumas Indonesia tentu saja akan mengalami perubahan dan penyesuaian setelah MEA diberlakukan. Pudarnya berbagai hambatan yang memungkinkan aliran bebas barang, jasa, investasi, tenaga kerja dan modal di kawasan ini, membuat persaingan di pasar kawasan ini akan jauh lebihkompetitif dari sebelumnya, dan perusahaan pelumas dan distributor tentu saja akan berjuang keras untuk menentukan posisi mereka di pasar. Dalam kenyataannya, para pemain industri ini harus berfokus pada proposisi nilai lebih mereka melampaui tawaran produk dan layanan yang dapat diberikan. Hal itulah yang jadi dan selalu memungkinkan perusahaan untuk mampu memenangkan hati pelanggan dan memungkinkan mereka untuk menjadi pemenang di pasar. 

Baca Juga: Tegas! Bule Inggris Eks Napi Narkoba Diusir dari Bali

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: