Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Laba Mandiri Tunas Finance Meningkat 30% di 2015

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta-PT Mandiri Tunas Finance (MTF) perusahaan pembiayaan hasil joint venture PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Tunas Ridean Tbk di tengah melemahnya penjualan otomotif nasional baik roda dua mapun roda empat membukukan pertumbuhan laba bersih di atas 30%, dua kali pertumbuhan laba kompetitor yang hanya mampu mencapai pertumbuhan tertinggi di level 15%. 

Adapun laba tahun berjalan MTF sepanjang 2015 meningkat 31% menjadi Rp306,8 miliar dari tahun 2014 yang sebesar Rp234 miliar.

Menurut Direktur Utama PT Mandiri Tunas Finance, Ignatius Susatyo Wijoyo, pertumbuhan laba yang sangat tinggi dikarenakan MTF berhasil meraih pembiayaan baru sepanjang tahun 2015 sebesar Rp17,14 triliun, meningkat 16% dibanding tahun 2014 yang sebesar Rp14,77 triliun.

"Peningkatan pembiayaan baru mendorong pendapatan MTF sepanjang 2015 meningkat 31%, menjadi Rp1,98 triliun dibanding pendapatan 2014 yang sebesar Rp1,51 triliun," ungkap Susatyo dalam Media Gathering di Purwakarta Jawa Barat, Sabtu (27/2/2016). 

Susatyo menjelaskan, komposisi pembiayaan 2015 masih didominasi oleh mobil baru. Komposisi pembiayaan mobil baru MTF mengalami pertumbuhan 19% menjadi Rp16,43 triliun dibanding 2014 yang sebesar Rp13,81 triliun.  “Nilai pembiayaan mobil baru 2015 tumbuh 19% dibandingkan periode 2014, sedangkan secara unit mobil baru meningkat 5%, yakni dari 99.863 unit menjadi 105.329 unit mobil baru. Hal ini sejalan dengan fokus usaha Perseroan di segmen pembiayaan mobil baru,” katanya.

Dengan pertumbuhan pembiayaan yang positif menyebabkan piutang pembiayaan yang dikelola MTF meningkat 26,46% menjadi Rp26,75 triliun dari posisi 2014 yang sebesar Rp21,15 triliun. Kendati piutang pembiayaan meningkat, MTF tetap menerapkan manajemen risiko yang baik dan ketat. Hal itu terlihat dari tingkat pembiayaan bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) yang masih dapat dikendalikan di level 1,20%.

Susatyo juga mengungkapkan, market share MTF di mobil baru hingga akhir 2015 mencapai 15% meningkat dibanding periode 2014 yang masih berada di level 12% (berdasarkan Data Gaikindo). Peningkatan kinerja MTF ini menjadi dorongan untuk terus tumbuh positif mengingat secara nasional penjualan mobil mengalami pelemahan.

Untuk diketahui, Penjualan mobil nasional 2015 mencapai 1.013.291 unit menurun 16% dibandingkan tahun 2014 yang mencapai 1.208.028 unit. Penjualan nasional mobil baru mengalami tren penurunan dalam 2 tahun terakhir.

Adapun pertumbuhan piutang industri pembiayaan di tahun 2015 turun 1% dari Rp366 triliun di tahun 2014 menjadi Rp363 triliun di tahun 2015. “Penurunan penjualan mobil dan motor disebabkan antara lain melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap USD, harga komoditas yang masih rendah, rencana kenaikan BBM yang mendorong keterbatasan daya beli masyarakat yang berdampak pada penjualan kendaraan komersial,” papar Susatyo.

Kendati demikian, di tengah pelemahan ekonomi yang juga berpengaruh terhadap pertumbuhan sektor otomotif, tidak menyurutkan ekspansi bisnis MTF. Terbukti sepanjang tahun 2015, MTF telah menambah sejumlah cabang baru guna meningkatkan penetrasi pasar. Antara lain Sampit (Kalteng), Sintang (Kalbar), Mamuju (Sulbar), Kotamobagu (Sulut), dan Kupang (NTT). 

Selain cabang baru, MTF juga menambah lebih banyak kantor satelit (kantor MTF yang memanfaatkan jaringan kantor Bank Mandiri). 'Kita manfaatkan jaringan kantor induk usaha (Bank Mandiri). Ini juga bentuk sinergi, di samping efisiensi biaya investasi untuk pembukaan cabang baru. Ada sekitar 20 kantor satelit yang kita buka di tahun 2015," kata Susatyo. 

Kantor Satelit yang baru dioperasikan sepanjang 2015 itu antara lain: Tugu Mulyo (Sumsel), Sumedang (Jabar), Bone (Sulsel), Lamongan (Jatim), Singaraja (Bali), Sumbawa (NTB), Pasaman Barat (Sumbar), Pasuruan (Jatim), Marisa (Gorontalo), Solok (Sumbar), Blitar (Jatim), Salatiga (Jateng), Cilacap (Jateng), Indramayu (Jabar), Bulukumba (Sulsel), Belitung (Babel), Lahat (Sumsel), Palopo (Sulsel), Banjarnegara (Jateng), dan Kolaka (Sultengg) (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: