Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kontribusi Sawit di Kalbar untuk Petani dan Perekonomian Daerah

Kontribusi Sawit di Kalbar untuk Petani dan Perekonomian Daerah Kredit Foto: Antara/Aswaddy Hamid
Warta Ekonomi, Jakarta -

Hampir dua dekade terakhir, kelapa sawit telah berkontribusi besar terhadap perekonomian masyarakat daerah dan nasional.

Kepala Dinas Perkebunan (Disbun) Kalimantan Barat (Kalbar), Heronimus Hero menyebutkan, kontribusi kelapa sawit di Kalbar untuk berbagai aspek tidak perlu diragukan karena tentunya menjanjikan.

Baca Juga: Replanting Sawit Bikin UMKM Bengkulu Mampu Produksi Gula Aren

Saat ini, produksi tandan buah segar (TBS) di Kalbar mencapai 13 juta ton dan CPO 3,4 juta ton per tahun. Luas tanam sawit di provinsi ini sudah mencapai 1,9 juta hektare yang tersebar di Kalbar.

CPO yang dihasilkan di Kalbar tersebut sudah di ekspor dengan nilai sekitar Rp30 triliun per bulan. Terkait harga CPO di Kalbar berdasarkan hasil penetapan harga yang dilakukan setiap dua kali dalam satu bulan, Periode I Maret 2021 sudah mencapai Rp9.541,48 per kg.

Untuk harga karnel (PK) pada Periode I Maret 2021 yakni senilai Rp6.668,94 per kg. Kemudian harga TBS tanaman kelapa sawit umur 10 – 20 tahun pada Periode I Maret 2021 mencapai Rp2.155,17 per kg.

Senada dengan hal ini, warga Kecamatan Simpang Hilir, Kabupaten Kayong Utara, Abdul Ajis yang memanfaatkan lahan tidur miliknya untuk menanam sawit pun kini sudah mampu menghasilkan jutaan rupiah setiap bulannya. "Sudah 7 tahun umur kelapa sawit yang saya tanam di belakang rumah, sekali panen itu biasanya 500-600 kg," kata Abdul Ajis seperti dikutip pada Minggu (21/3/2021).

Ajis yang juga bekerja di perusahaan sawit tersebut mengungkapkan, buah dari kesabarannya untuk merawat sawit yang sebelumnya kurang diminati masyarakat, telah berhasil menyelesaikan anak-anaknya untu bersekolah.

Jejak Ajis ini juga akhirnya banyak diikuti oleh masyarakat di sekitar tempat tinggalnya. Tidak hanya dikerjakan sendiri, lahan sekitar satu hektar tersebut juga dijadikan Ajis sebagai sarana untuk mengenalkan dan mengedukasi anak-anaknya untuk meneruskan merawat kebun sawit yang menurutnya sangat menjanjikan di masa mendatang.

"Kalau hari libur seperti masa Covid-19 ini, saya selalu ajak anak saya untuk belajar cara merawat dan memanen nya agar kelak dia bisa mengembangkan tanaman yang tidak cerewet tersebut," kata Ajis.

Tidak hanya menguntungkan secara ekonomi, umbut pada batang sawit yang sudah tidak produktif lagi juga seringkali dimanfaatkan oleh masyarakat di Kabupaten Kayong Utara untuk dihidangkan pada saat perayaan besar.

"Cukup satu batang sawit, sudah banyak umbut yang kita dapat untuk satu acara besar," ujar Ajis.

Berdasarkan data BPS, pada tahun 2020, luas lahan perkebunan sawit di Kabupaten Kayong Utara mencapai 45 ribu hektare, yang mana terdapat peningkatan seluas  2 ribu hektare dibandingkan tahun 2019. 

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Alfi Dinilhaq

Bagikan Artikel: