Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bukan Sawit, Ini Top-5 Komoditas Driver Deforestasi Dunia

Bukan Sawit, Ini Top-5 Komoditas Driver Deforestasi Dunia Kredit Foto: PGN
Warta Ekonomi, Jakarta -

Peningkatan kebutuhan pangan, pemukiman, sarana prasarana dan infrastruktur telah menjadi driver deforestasi dunia.

Studi European Commission (2013) menemukan, luas deforestasi dunia selama periode 1990 – 2008 telah mencapai 239 juta hektar dengan rincian, di kawasan Benua Amerika (40 persen), Kawasan Afrika (31,6 persen), Kawasan Asia (26,2 persen), di Eropa (1,5 persen) dan Oceania (2 persen).

Baca Juga: Deforestasi Global, Siapa Pelaku Paling Besar?

Mengutip laporan PASPI Monitor, fakta yang menarik dari data tersebut yakni daratan Eropa dan Amerika Utara yang menjadi sentra deforestasi dunia pada periode era pre-pertanian hingga tahun 1980, masih melanjutkan deforestasi pada periode tahun 1990 – 2008, meskipun bukan lagi menjadi kawasan driver utama deforestasi dunia. Justru Kawasan Amerika Selatan, Amerika Tengah, dan Kawasan Afrika berkontribusi sebesar 71 persen terhadap deforestasi global pada periode tersebut. 

Berbagai hasil studi/kajian empiris mengungkapkan bahwa sektor pertanian melalui ekspansi lahan pertanian menjadi penyebab utama deforestasi global. Diantara komoditas sektor pertanian yang berhasil terindentifikasi (diluar natural disaster dan unexplained), komoditas yang menjadi driver dari deforestasi dunia pada periode 1990 – 2008 yakni peternakan (24 persen), serealia (8 persen), kedelai (6 persen), roots pulses (4 persen), dan tanaman lainnya (4 persen).

Diluar Top-5 komoditas yang menjadi penyebab deforestasi global pada periode tersebut yakni buah, sayur dan kacang-kacangan (3 persen), tanaman minyak nabati lainnya (3 persen), dan kelapa sawit (2 persen).

“Dengan tidak masuknya perkebunan sawit dalam Top-5 komoditas penyebab utama deforestasi global, maka argumen dan isu yang mengaitkan perkebunan sawit sebagai driver deforestasi sangat berlebihan. Demikian juga dengan pengkaitan antara perkebunan sawit dengan Indirect Land Use Change atau menuding minyak sawit termasuk ke dalam komoditas forest risk atau high risk ILUC juga merupakan tuduhan tidak relevan dan salah alamat,” seperti dikutip dari laporan PASPI Monitor.

Jika negara-negara barat yang selama ini concern terhadap deforestasi dan selalu menuding kelapa sawit sebagai penyebab utama deforestasi, seharusnya perhatian negara-negara tersebut dialihkan terhadap Top-5 komoditas penyebab utama deforestasi global.

“Namun hal tersebut tidak akan mungkin dilakukan. Dengan kata lain, pengkaitan minyak sawit dengan driver deforestasi global hanyalah bentuk persaingan bisnis yang tidak adil (unfairness) dan diskriminasi (crop apartheid),” seperti dilansir dari laporan PASPI Monitor

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Alfi Dinilhaq

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: